A. Ringkasan Materi
Ringkasan/simpulan adalah paparan singkat mengenai suatu hal. Ringkasan dianggap benar apabila isi ringkasan secara garis besar sama dengan bacaan aslinya. Secara sederhana, ringkasan bacaan disusun dengan menggabungkan atau merangkaikan gagasan-gagasan utama setiap paragrafnya. Gagasan-gagasan pokok paragraf tersebut dikelompokkan berdasarkan klasifikasi tertentu. Setiap klasifikasi dikembangkan dalam sebuah paragraf baru.
Kamis, 18 Juni 2009
Mengkritik Isi Bacaan
A. Ringkasan Materi
Mengkritik isi bacaan bukanlah upaya mencari-cari kesalahan penulis. Memberikan kritik terhadap bacaan adalah upaya memahami isi bacaan secara mendalam, cermat, analitis, dan evaluatif.
Memberikan kritikan terhadap isi bacaan dapat dilakukan dengan cara: (1) memahami isi bacaan, (2) mencari dan mencatat kelemahan-kelemahan yang terdapat pada isi bacaan atau pada cara penyajian, (3) mencari kriteria/aturan yang sebenarnya, dan (4) membandingkan kelemahan dengan kriteria.
Kritikan dapat juga dilakukan dengan cara mengomentari (setuju/tidak setuju) pendapat pengarang/penulis disertai dengan alasan dan bukti-bukti yang logis.
Mengkritik isi bacaan bukanlah upaya mencari-cari kesalahan penulis. Memberikan kritik terhadap bacaan adalah upaya memahami isi bacaan secara mendalam, cermat, analitis, dan evaluatif.
Memberikan kritikan terhadap isi bacaan dapat dilakukan dengan cara: (1) memahami isi bacaan, (2) mencari dan mencatat kelemahan-kelemahan yang terdapat pada isi bacaan atau pada cara penyajian, (3) mencari kriteria/aturan yang sebenarnya, dan (4) membandingkan kelemahan dengan kriteria.
Kritikan dapat juga dilakukan dengan cara mengomentari (setuju/tidak setuju) pendapat pengarang/penulis disertai dengan alasan dan bukti-bukti yang logis.
Menulis Petunjuk Melakukan Sesuatu
A. Ringkasan Materi
Petunjuk melakukan sesuatu merupakan panduan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Agar benar-benar dapat memudahkan, petunjuk melakukan sesuatu tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Jelas
Yang dimaksud jelas adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti. Hal ini menyangkut masalah pilihan kata atau bahasa yang digunakan serta keruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk membedakan langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat lebih memperjelas petunjuk. Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan menggunakan istilah-istilah yang lazim.
b. Logis
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
c. Singkat
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan.
d. Menggunakan kalimat perintah
Contoh:
Petunjuk Penggantian Oli Mesin Sepeda Motor
1. Isilah bak mesin dengan oli mesin yang dianjurkan
2. Matikan mesin lalu lepaskan tutup lubang pengisian dan
baut pembuang oli.
3. Keluarkan semua oli yang ada di dalam mesin
dan seterusnya.
e. Umumnya dilengkapi gambar atau bagan
Gambar atau bagan berfungsi untuk memudahkan dalam melaksanakan petunjuk tersebut.
Petunjuk melakukan sesuatu merupakan panduan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Agar benar-benar dapat memudahkan, petunjuk melakukan sesuatu tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Jelas
Yang dimaksud jelas adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti. Hal ini menyangkut masalah pilihan kata atau bahasa yang digunakan serta keruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk membedakan langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat lebih memperjelas petunjuk. Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan menggunakan istilah-istilah yang lazim.
b. Logis
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
c. Singkat
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan.
d. Menggunakan kalimat perintah
Contoh:
Petunjuk Penggantian Oli Mesin Sepeda Motor
1. Isilah bak mesin dengan oli mesin yang dianjurkan
2. Matikan mesin lalu lepaskan tutup lubang pengisian dan
baut pembuang oli.
3. Keluarkan semua oli yang ada di dalam mesin
dan seterusnya.
e. Umumnya dilengkapi gambar atau bagan
Gambar atau bagan berfungsi untuk memudahkan dalam melaksanakan petunjuk tersebut.
Jumat, 12 Juni 2009
Menyunting Berbagai Ragam Teks
A. Ringkasan Materi
1 Pemakaian Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita berangkat?”
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Quran, Alkitab, Islam, hamba-Mu
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Tony Blair, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Walikota Batu.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya: Wage Rudolf Supratman.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama anma bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Indonesia.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah, bulan Maret, hari Kamis, hari Natal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
i. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Surabaya, Danau Toba, Gunung Semeru, Selat Madura.
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara, lembaga pemerintahdan ketatanegaraan, serta namadokumen resmi kecuali kata hubung seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, Dinas Pendidikan Kebudayaan
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangn kecuali kataseperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain Roma.
Dia adalah agen surat kabar Jawa Pos. Ia menyelesikan makalah “Peran Generasi Muda dalam Pembangunan”.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. S.Pd. Prof. Tn. Sdr.
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kaka, adik yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya: “Silakan duduk, Dik!” kata Dinda
Besok Paman akan pergi ke rumah Pak Camat.
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya: Surat Anda sudah saya terima.
2 Penulisan Kata.
1) Penulisan Gabungan Kata
a) Gabungan kata – termasuk kata majemuk – bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salah Benar
daurulang daur ulang
dutabesar duta besar
kantorpos kantor pos
kerjasama kerja sama
kotakpos kotak pos
rumahsakit rumah sakit
sandangpangan sandang pangan
serahterima serah terima
tandatangan tanda tangan
tanggungjawab tanggung jawab
tatasurya tata surya
terimakasih terima kasih
ujicoba uji coba
weselpos wesel pos
b) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus dituliskan serangkai.
Salah Benar
dari pada daripada
barang kali barangkali
pada hal padahal
bila mana bilamana
apa bila apabila
segi tiga segitiga
c) Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh dituliskan serangkai.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
a moral a-moral amoral
antar anggota antar-anggota antaranggota
antar RT antarRT antar-RT
catur wulan catur-wulan caturwulan
maha bijaksana maha-bijaksana mahabijaksana
Tuhan MahaEsa Tuhan Maha-Esa Tuhan Maha Esa
non teknis non-teknis nonteknis
non RRC nonRRC non-RRC
pasca panen pasca-panen pascapanen
peri laku peri-laku perilaku
sub unit sub-unit subunit
tuna wicara tuna-wicara tunawicara
d) Awalan atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salah Benar
bertanggungjawab, bertanggung-jawab bertanggung jawab
menyebarluas, menyebar-luas menyebar luas
tercampuraduk, tercampur-aduk tercampur aduk tandatangani, tanda-tangani tanda tangani serahterimakan, serah-terimakan serah terimakan
e) Awalan dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai seluruhnya.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
pertanggung jawaban pertanggung-jawaban pertanggungjawaban
menyebar luaskan menyebar-luaskan menyebarluaskan
pencampur adukan pencampur-adukan pencampuradukan
Salah Benar
diantaranya di antaranya
disekitar di sekitar
dimana di mana
kemana ke mana
kesana kemari ke sana kemari
kesamping ke samping
dibawah di bawah
3) Penulisan Partikel
a) Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, dan kata bilangan dituliskan terpisah karena pun yang seperti tiu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh.
Salah Benar
sayapun saya pun
satu kalipun satu kali pun
apapun apa pun
datangpun datang pun
ke manapun ke mana pun
andai pun andaipun
bagaimana pun bagaimanapun
biar pun biarpun
kalau pun kalaupun
atau pun ataupun
kendati pun kendatipun
meski pun meskipun
sungguh pun sungguhpun
walaau pun walaupun
sekali pun (yang berarti ‘walau’) sekalipun
c) Per yang merupakan bagian bilangan pecahan dituliskan serangkai.
Salah Benar
tiga per sepuluh tiga persepuluh
tujuh dua per tiga tujuh dua pertiga
4) Penulisan Kata Ganti
Kata ganti orang aku, kamu, engkau, atau dia yang dipendekkan menjadi ku, mu kau, atau nya (disebut klitik) dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya atau yang diikutinya.
Salah Benar
ku katakan kukatakan
proposal ku proposalku
laporan mu laporanmu
kau nasihati kaunasihati
hidup nya hidupnya
5) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
a) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan ukuran (panjang, luas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, dan kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi.
Salah Benar
lima sentimeter 5 sentimeter, 5 cm
sepuluh meter persegi 10 meter persegi, 10 m²
dua puluh tiga liter 23 liter, 23 l
enam puluh kilogram 60 kilogram, 60 kg
dua jam sepuluh menit 2 jam 10 menit
tujuh ribu rupiah Rp 7.000,00-
Jalan Karah Empat Jalan Karah IV
Nomor tiga puluh sembilan Nomor 39
b) Bilangan yang menunjukkan jumlah dituliskan dengan huruf bila dapat dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian dituliskan dengan angka.
Salah Benar
... enam pria dan tiga wanita. ... 6 pria dan 3 wanita.
30 lurah dihadirkan ....* Tiga puluh lurah dihadirkan ....
Dua puluh satu pesawat .... Sebanyak 21 pesawat ....
Catatan: * Karena awal kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak
boleh dituliskan pada awal kalimat.
c) Bilangan yang mendapatkan akhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka.
Salah Benar
... 5.000 an .... ... 5.000-an ..., ... lima ribuan ....
d) Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.
Salah Benar
ke dua belas kedua belas, ke-12, XII
ke X kesepuluh, ke-10, X
ke 7 ketujuh, ke-7, VII
e) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh
Telah dijual sebidang tanah seluas 145 m² (seratus empat puluh lima meter persegi) dengan harga Rp 29.000.000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
Pada hari ini Senin, 22 Juli 2002 (dua puluh dua Juli dua ribu dua) telah menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum ....
3 Pemakaian Tanda Baca
1) Pemakaian Tanda Titik
a) Tanda titik digunakan untuk (a) singkatan gelar, (b) singkatan nama orang, (c) singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, serta (d) angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Salah Benar
Sudibyo SH, Sudibyo S.H Sudibyo, S.H.
Mohamad AS, Mohamad.AS, Mohamad A.S Mohamad A.S.
an, an.,a/n, a/n. a.n.
da, da., d/a, d/a. d.a.
ub, ub., u/b, u/b. u.b.
sd. sd., s/d, s/d. s.d.
up, up., u/p, u/p. u.p.
d.k.k., dkk dkk.
d.l.l., dll dll.
d.s.b., dsb dsb.
t.s.b., tsb tsb.
12000 orang 12.000 orang
b) Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya, (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, (c) akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, dan alamat penerima surat.
Salah Benar
D.P.R.D., DPRD. DPRD
cu. (cuprum) cu
5 cm. 5 cm
5 kg. 5 kg
Rp.5.000,00 Rp5.000,00
A. Latar Belakang. A. Latar Belakang
1.1.2. Masalah Penelitian 1.1.2 Masalah Penelitian
Tabel 2 Frekuensi Kehadiran. Tabel 2 Frekuensi Kehadiran
Perihal: Undangan Rapat. Hal: Undangan rapat
Kepada
Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza
JalanKarah IV No. 39 JalanKarah IV No. 39
Surabaya. Surabaya
2) Pemakaian Tanda Koma
a) Tanda koma digunakan untuk (a) perincian yang lebih dari dua unsur, (b) setelah nama orang yang diikuti gelar, (c) setelah klausa pertama pada kalimat majemuk setara berlawanan, (d) setelah anak kalimat yang mendahului induk kalimat pada kalimat majemuk bertingkat, (e) setelah kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, (f) pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta (g) mengapit keterangan tambahan.
Salah Benar
... lurah, camat dan bupati. ... lurah, camat, dan bupati.
30 wanita, dan 20 pria. 30 wanita dan 20 pria.
Prof. Dr. Hanan Usman M.Si Prof. Dr. Hanan Usman, M.Si
... melainkan .... ...,melainkan ....
Karena ... ia tidak .... Karena ..., ia tidak ....
Oleh karena itu penyelesaian .... Oleh karena itu, penyelesaian ...
Jalan Kresno 43 Tambran, Magetan Jalan Kresno 43, Tambran, Magetan
b) Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului induk kalimat.
Salah Benar
Kami..., karena .... Kami ... karena ....
3) Pemakaian Tanda Titik Koma
Tanda titik koma digunakan untuk (a) memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara yang tidak menggunakan kata penghubung, (b) membedakan perincian yang lebih kecil, yang menggunakan tanda koma, dan (b) perincian yang berupa klausa yang ditulis dalam suatu senarai (daftar)
Salah Benar
Saya bekerja, kakak beristirahat. Saya bekerja; kakak bersitirahat.
Saya bekerja dan kakak beristirahat.
4) Pemakaian Tanda Titik Dua
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengikuti pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan
Ekonomi Perusahaan.
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Hari : Senin
Tanggal : 19 November 2007
Waktu : Pukul 9.00 WIB
Tempat : Aula SMP Negeri 1 Batu
d) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : Baik, Bus.” (mengangkat kopor dan masuk)
5) Pemakaian Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk (a) menyatakan kata ulang, (b) pengimbuhan terhadap kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, dan (c) pemenggalan kata
Salah Benar
ragu² ragu-ragu
berKTP ber-KTP
pada 1970an pada 1970-an
... meluka- ... melu-
i kai
... mempelaja- ... mempela-
ri sesuatu. jari sesuatu.
6) Pemakaian Tanda Pisah (―)
Tanda pisah digunakan untuk (a) membatasi keterangan tambahan dan (b) menyatakan jarak yang berartikata sampai dengan. Tanda pisah dapat digantikan dengan tanda hubung rangkap.
Salah
Tanda elipsis dipakai (a) dalam kalimat terputus-putus dan (b) untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Salah Benar
Kalau begitu ya, marilah kita bergerak. Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Sebab-sebab kemerosotan .................... akan diteliti Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti
8) Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai (a) pada akhir kalimat tanya dan (b) di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Salah Benar
Kapan Anda berangkat. Kapan Anda berangkat?
Saudara sudah siap, bukan. Saudara sudah siap, bukan?
9) Tanda Kurung ((...))
Tanda kurung berfungsi untuk (a) mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, (b) mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan, (c) mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan, dan (d) mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan ketarangan.
Misalnya:
Pengisian data harus dilengkapi dengan NIS (Nomor Induk Siswa).
Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
10) Tanda Petik (“...”)
Tanda petik dipakai untuk (a) mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain, (b) mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat, dan (c) tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku ini.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan “Si Hitam”.
11) Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik tunggal digunakan untuk (a) mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain dan (b) mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
feed-back ‘balikan’
12) Tanda Garis Miring
Tanda garis miring dipakai (a) di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim dan (b) sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
No. 1/OSIS.SMP IMMANUEL BATU/2009
Jalan Diran III/20
Tahun Pelajaran 2007/2008
dikirim lewat darat/laut
harganya Rp5.000,00/bungkus
16.3 Pemakaian Istilah
Istilah dibedakan dengan kata. Yang membedakan keduanya adalah maknanya. Kata memiliki makna umum, tetapi istilah memiliki makna khusus, tetap, dan pasti. Ketepatan dan kepastian itu karena istilah hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Jadi, tanpa konteks kalimat pun, makna istilah sudah pasti
Contoh:
Kata tahanan misalnya, makna kata tahanan bersifat umum. Akan tetapi, sebagai istilah di bidang hukum makna tahanan adalah orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
Ada tiga kategori penyerapan istilah bahasa asing, yaitu:
a. unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu diubah ejaannya, seperti iklan, otonomi, dan dongkrak;
b. unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan pengucapan mengikuti bahasa asing dan ejaannya seperti bahasa asing, seperti shuttle cock dan real estate;
c. unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Berikut disajikan berbagai istilah dan kata serapan yang penulisannya sering terjadi kekurangtepatan.
Tidak Baku Baku Tidak Baku Baku
adi busana, adi kuasa adibusana, adikuasa batalyon batalion
akte akta bedug beduk
aktifitas aktivitas bekecot bekicot
aktuil aktual bela sungkawa belasungkawa
antrax antraks cicak cecak
antri antre cidera cedera
dekte dikte foto copy fotokopi
1 Pemakaian Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita berangkat?”
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Quran, Alkitab, Islam, hamba-Mu
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Tony Blair, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Walikota Batu.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya: Wage Rudolf Supratman.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama anma bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Indonesia.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah, bulan Maret, hari Kamis, hari Natal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
i. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Surabaya, Danau Toba, Gunung Semeru, Selat Madura.
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara, lembaga pemerintahdan ketatanegaraan, serta namadokumen resmi kecuali kata hubung seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, Dinas Pendidikan Kebudayaan
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangn kecuali kataseperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain Roma.
Dia adalah agen surat kabar Jawa Pos. Ia menyelesikan makalah “Peran Generasi Muda dalam Pembangunan”.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. S.Pd. Prof. Tn. Sdr.
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kaka, adik yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya: “Silakan duduk, Dik!” kata Dinda
Besok Paman akan pergi ke rumah Pak Camat.
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya: Surat Anda sudah saya terima.
2 Penulisan Kata.
1) Penulisan Gabungan Kata
a) Gabungan kata – termasuk kata majemuk – bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salah Benar
daurulang daur ulang
dutabesar duta besar
kantorpos kantor pos
kerjasama kerja sama
kotakpos kotak pos
rumahsakit rumah sakit
sandangpangan sandang pangan
serahterima serah terima
tandatangan tanda tangan
tanggungjawab tanggung jawab
tatasurya tata surya
terimakasih terima kasih
ujicoba uji coba
weselpos wesel pos
b) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus dituliskan serangkai.
Salah Benar
dari pada daripada
barang kali barangkali
pada hal padahal
bila mana bilamana
apa bila apabila
segi tiga segitiga
c) Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh dituliskan serangkai.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
a moral a-moral amoral
antar anggota antar-anggota antaranggota
antar RT antarRT antar-RT
catur wulan catur-wulan caturwulan
maha bijaksana maha-bijaksana mahabijaksana
Tuhan MahaEsa Tuhan Maha-Esa Tuhan Maha Esa
non teknis non-teknis nonteknis
non RRC nonRRC non-RRC
pasca panen pasca-panen pascapanen
peri laku peri-laku perilaku
sub unit sub-unit subunit
tuna wicara tuna-wicara tunawicara
d) Awalan atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salah Benar
bertanggungjawab, bertanggung-jawab bertanggung jawab
menyebarluas, menyebar-luas menyebar luas
tercampuraduk, tercampur-aduk tercampur aduk tandatangani, tanda-tangani tanda tangani serahterimakan, serah-terimakan serah terimakan
e) Awalan dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai seluruhnya.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
pertanggung jawaban pertanggung-jawaban pertanggungjawaban
menyebar luaskan menyebar-luaskan menyebarluaskan
pencampur adukan pencampur-adukan pencampuradukan
ditanda tangani ditanda-tangani ditandatangani
diserah terimakan diserah-terimakan diserahterimakan
2) Penulisan Kata Depan
Salah Benar
diantaranya di antaranya
disekitar di sekitar
dimana di mana
kemana ke mana
kesana kemari ke sana kemari
kesamping ke samping
dibawah di bawah
3) Penulisan Partikel
a) Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, dan kata bilangan dituliskan terpisah karena pun yang seperti tiu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh.
Salah Benar
sayapun saya pun
satu kalipun satu kali pun
apapun apa pun
datangpun datang pun
ke manapun ke mana pun
b) Partikel pun yang terdapat pada kata penghubung dituliskan serangkai karena dianggap padu benar
Salah Benar
andai pun andaipun
bagaimana pun bagaimanapun
biar pun biarpun
kalau pun kalaupun
atau pun ataupun
kendati pun kendatipun
meski pun meskipun
sungguh pun sungguhpun
walaau pun walaupun
sekali pun (yang berarti ‘walau’) sekalipun
c) Per yang merupakan bagian bilangan pecahan dituliskan serangkai.
Salah Benar
tiga per sepuluh tiga persepuluh
tujuh dua per tiga tujuh dua pertiga
4) Penulisan Kata Ganti
Kata ganti orang aku, kamu, engkau, atau dia yang dipendekkan menjadi ku, mu kau, atau nya (disebut klitik) dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya atau yang diikutinya.
Salah Benar
ku katakan kukatakan
proposal ku proposalku
laporan mu laporanmu
kau nasihati kaunasihati
hidup nya hidupnya
5) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
a) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan ukuran (panjang, luas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, dan kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi.
Salah Benar
lima sentimeter 5 sentimeter, 5 cm
sepuluh meter persegi 10 meter persegi, 10 m²
dua puluh tiga liter 23 liter, 23 l
enam puluh kilogram 60 kilogram, 60 kg
dua jam sepuluh menit 2 jam 10 menit
tujuh ribu rupiah Rp 7.000,00-
Jalan Karah Empat Jalan Karah IV
Nomor tiga puluh sembilan Nomor 39
b) Bilangan yang menunjukkan jumlah dituliskan dengan huruf bila dapat dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian dituliskan dengan angka.
Salah Benar
... enam pria dan tiga wanita. ... 6 pria dan 3 wanita.
30 lurah dihadirkan ....* Tiga puluh lurah dihadirkan ....
Dua puluh satu pesawat .... Sebanyak 21 pesawat ....
Catatan: * Karena awal kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak
boleh dituliskan pada awal kalimat.
c) Bilangan yang mendapatkan akhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka.
Salah Benar
... 5.000 an .... ... 5.000-an ..., ... lima ribuan ....
d) Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.
Salah Benar
ke dua belas kedua belas, ke-12, XII
ke X kesepuluh, ke-10, X
ke 7 ketujuh, ke-7, VII
e) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh
Telah dijual sebidang tanah seluas 145 m² (seratus empat puluh lima meter persegi) dengan harga Rp 29.000.000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
Pada hari ini Senin, 22 Juli 2002 (dua puluh dua Juli dua ribu dua) telah menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum ....
3 Pemakaian Tanda Baca
1) Pemakaian Tanda Titik
a) Tanda titik digunakan untuk (a) singkatan gelar, (b) singkatan nama orang, (c) singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, serta (d) angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Salah Benar
Sudibyo SH, Sudibyo S.H Sudibyo, S.H.
Mohamad AS, Mohamad.AS, Mohamad A.S Mohamad A.S.
an, an.,a/n, a/n. a.n.
da, da., d/a, d/a. d.a.
ub, ub., u/b, u/b. u.b.
sd. sd., s/d, s/d. s.d.
up, up., u/p, u/p. u.p.
d.k.k., dkk dkk.
d.l.l., dll dll.
d.s.b., dsb dsb.
t.s.b., tsb tsb.
12000 orang 12.000 orang
b) Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya, (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, (c) akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, dan alamat penerima surat.
Salah Benar
D.P.R.D., DPRD. DPRD
cu. (cuprum) cu
5 cm. 5 cm
5 kg. 5 kg
Rp.5.000,00 Rp5.000,00
A. Latar Belakang. A. Latar Belakang
1.1.2. Masalah Penelitian 1.1.2 Masalah Penelitian
Tabel 2 Frekuensi Kehadiran. Tabel 2 Frekuensi Kehadiran
Perihal: Undangan Rapat. Hal: Undangan rapat
Kepada
Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza
JalanKarah IV No. 39 JalanKarah IV No. 39
Surabaya. Surabaya
2) Pemakaian Tanda Koma
a) Tanda koma digunakan untuk (a) perincian yang lebih dari dua unsur, (b) setelah nama orang yang diikuti gelar, (c) setelah klausa pertama pada kalimat majemuk setara berlawanan, (d) setelah anak kalimat yang mendahului induk kalimat pada kalimat majemuk bertingkat, (e) setelah kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, (f) pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta (g) mengapit keterangan tambahan.
Salah Benar
... lurah, camat dan bupati. ... lurah, camat, dan bupati.
30 wanita, dan 20 pria. 30 wanita dan 20 pria.
Prof. Dr. Hanan Usman M.Si Prof. Dr. Hanan Usman, M.Si
... melainkan .... ...,melainkan ....
Karena ... ia tidak .... Karena ..., ia tidak ....
Oleh karena itu penyelesaian .... Oleh karena itu, penyelesaian ...
Jalan Kresno 43 Tambran, Magetan Jalan Kresno 43, Tambran, Magetan
b) Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului induk kalimat.
Salah Benar
Kami..., karena .... Kami ... karena ....
3) Pemakaian Tanda Titik Koma
Tanda titik koma digunakan untuk (a) memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara yang tidak menggunakan kata penghubung, (b) membedakan perincian yang lebih kecil, yang menggunakan tanda koma, dan (b) perincian yang berupa klausa yang ditulis dalam suatu senarai (daftar)
Salah Benar
Saya bekerja, kakak beristirahat. Saya bekerja; kakak bersitirahat.
Saya bekerja dan kakak beristirahat.
4) Pemakaian Tanda Titik Dua
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengikuti pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan
Ekonomi Perusahaan.
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Hari : Senin
Tanggal : 19 November 2007
Waktu : Pukul 9.00 WIB
Tempat : Aula SMP Negeri 1 Batu
d) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : Baik, Bus.” (mengangkat kopor dan masuk)
5) Pemakaian Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk (a) menyatakan kata ulang, (b) pengimbuhan terhadap kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, dan (c) pemenggalan kata
Salah Benar
ragu² ragu-ragu
berKTP ber-KTP
pada 1970an pada 1970-an
... meluka- ... melu-
i kai
... mempelaja- ... mempela-
ri sesuatu. jari sesuatu.
6) Pemakaian Tanda Pisah (―)
Tanda pisah digunakan untuk (a) membatasi keterangan tambahan dan (b) menyatakan jarak yang berartikata sampai dengan. Tanda pisah dapat digantikan dengan tanda hubung rangkap.
Salah
Gabungan kata termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah
Waktu: pukul 8.30-12.00
Benar
Gabungan kata – termasuk kata majemuk – bagian-bagiannya ditulis terpisah
Gabungan kata, termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah
Waktu: pukul 8.30 – 12.00
Tanda elipsis dipakai (a) dalam kalimat terputus-putus dan (b) untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Salah Benar
Kalau begitu ya, marilah kita bergerak. Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Sebab-sebab kemerosotan .................... akan diteliti Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti
8) Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai (a) pada akhir kalimat tanya dan (b) di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Salah Benar
Kapan Anda berangkat. Kapan Anda berangkat?
Saudara sudah siap, bukan. Saudara sudah siap, bukan?
9) Tanda Kurung ((...))
Tanda kurung berfungsi untuk (a) mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, (b) mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan, (c) mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan, dan (d) mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan ketarangan.
Misalnya:
Pengisian data harus dilengkapi dengan NIS (Nomor Induk Siswa).
Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
10) Tanda Petik (“...”)
Tanda petik dipakai untuk (a) mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain, (b) mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat, dan (c) tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku ini.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan “Si Hitam”.
11) Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik tunggal digunakan untuk (a) mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain dan (b) mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
feed-back ‘balikan’
12) Tanda Garis Miring
Tanda garis miring dipakai (a) di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim dan (b) sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
No. 1/OSIS.SMP IMMANUEL BATU/2009
Jalan Diran III/20
Tahun Pelajaran 2007/2008
dikirim lewat darat/laut
harganya Rp5.000,00/bungkus
16.3 Pemakaian Istilah
Istilah dibedakan dengan kata. Yang membedakan keduanya adalah maknanya. Kata memiliki makna umum, tetapi istilah memiliki makna khusus, tetap, dan pasti. Ketepatan dan kepastian itu karena istilah hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Jadi, tanpa konteks kalimat pun, makna istilah sudah pasti
Contoh:
Kata tahanan misalnya, makna kata tahanan bersifat umum. Akan tetapi, sebagai istilah di bidang hukum makna tahanan adalah orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
Ada tiga kategori penyerapan istilah bahasa asing, yaitu:
a. unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu diubah ejaannya, seperti iklan, otonomi, dan dongkrak;
b. unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan pengucapan mengikuti bahasa asing dan ejaannya seperti bahasa asing, seperti shuttle cock dan real estate;
c. unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Berikut disajikan berbagai istilah dan kata serapan yang penulisannya sering terjadi kekurangtepatan.
Tidak Baku Baku Tidak Baku Baku
adi busana, adi kuasa adibusana, adikuasa batalyon batalion
akte akta bedug beduk
aktifitas aktivitas bekecot bekicot
aktuil aktual bela sungkawa belasungkawa
antrax antraks cicak cecak
antri antre cidera cedera
dekte dikte foto copy fotokopi
Langganan:
Postingan (Atom)