Kamis, 18 Juni 2009
Menyimpulkan Isi Berita
Ringkasan/simpulan adalah paparan singkat mengenai suatu hal. Ringkasan dianggap benar apabila isi ringkasan secara garis besar sama dengan bacaan aslinya. Secara sederhana, ringkasan bacaan disusun dengan menggabungkan atau merangkaikan gagasan-gagasan utama setiap paragrafnya. Gagasan-gagasan pokok paragraf tersebut dikelompokkan berdasarkan klasifikasi tertentu. Setiap klasifikasi dikembangkan dalam sebuah paragraf baru.
Mengkritik Isi Bacaan
Mengkritik isi bacaan bukanlah upaya mencari-cari kesalahan penulis. Memberikan kritik terhadap bacaan adalah upaya memahami isi bacaan secara mendalam, cermat, analitis, dan evaluatif.
Memberikan kritikan terhadap isi bacaan dapat dilakukan dengan cara: (1) memahami isi bacaan, (2) mencari dan mencatat kelemahan-kelemahan yang terdapat pada isi bacaan atau pada cara penyajian, (3) mencari kriteria/aturan yang sebenarnya, dan (4) membandingkan kelemahan dengan kriteria.
Kritikan dapat juga dilakukan dengan cara mengomentari (setuju/tidak setuju) pendapat pengarang/penulis disertai dengan alasan dan bukti-bukti yang logis.
Menulis Petunjuk Melakukan Sesuatu
Petunjuk melakukan sesuatu merupakan panduan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Agar benar-benar dapat memudahkan, petunjuk melakukan sesuatu tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Jelas
Yang dimaksud jelas adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti. Hal ini menyangkut masalah pilihan kata atau bahasa yang digunakan serta keruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk membedakan langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat lebih memperjelas petunjuk. Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan menggunakan istilah-istilah yang lazim.
b. Logis
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
c. Singkat
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan.
d. Menggunakan kalimat perintah
Contoh:
Petunjuk Penggantian Oli Mesin Sepeda Motor
1. Isilah bak mesin dengan oli mesin yang dianjurkan
2. Matikan mesin lalu lepaskan tutup lubang pengisian dan
baut pembuang oli.
3. Keluarkan semua oli yang ada di dalam mesin
dan seterusnya.
e. Umumnya dilengkapi gambar atau bagan
Gambar atau bagan berfungsi untuk memudahkan dalam melaksanakan petunjuk tersebut.
Jumat, 12 Juni 2009
Menyunting Berbagai Ragam Teks
1 Pemakaian Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita berangkat?”
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Quran, Alkitab, Islam, hamba-Mu
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Tony Blair, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Walikota Batu.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya: Wage Rudolf Supratman.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama anma bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Indonesia.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah, bulan Maret, hari Kamis, hari Natal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
i. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Surabaya, Danau Toba, Gunung Semeru, Selat Madura.
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara, lembaga pemerintahdan ketatanegaraan, serta namadokumen resmi kecuali kata hubung seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, Dinas Pendidikan Kebudayaan
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangn kecuali kataseperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain Roma.
Dia adalah agen surat kabar Jawa Pos. Ia menyelesikan makalah “Peran Generasi Muda dalam Pembangunan”.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. S.Pd. Prof. Tn. Sdr.
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kaka, adik yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya: “Silakan duduk, Dik!” kata Dinda
Besok Paman akan pergi ke rumah Pak Camat.
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya: Surat Anda sudah saya terima.
2 Penulisan Kata.
1) Penulisan Gabungan Kata
a) Gabungan kata – termasuk kata majemuk – bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salah Benar
daurulang daur ulang
dutabesar duta besar
kantorpos kantor pos
kerjasama kerja sama
kotakpos kotak pos
rumahsakit rumah sakit
sandangpangan sandang pangan
serahterima serah terima
tandatangan tanda tangan
tanggungjawab tanggung jawab
tatasurya tata surya
terimakasih terima kasih
ujicoba uji coba
weselpos wesel pos
b) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus dituliskan serangkai.
Salah Benar
dari pada daripada
barang kali barangkali
pada hal padahal
bila mana bilamana
apa bila apabila
segi tiga segitiga
c) Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh dituliskan serangkai.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
a moral a-moral amoral
antar anggota antar-anggota antaranggota
antar RT antarRT antar-RT
catur wulan catur-wulan caturwulan
maha bijaksana maha-bijaksana mahabijaksana
Tuhan MahaEsa Tuhan Maha-Esa Tuhan Maha Esa
non teknis non-teknis nonteknis
non RRC nonRRC non-RRC
pasca panen pasca-panen pascapanen
peri laku peri-laku perilaku
sub unit sub-unit subunit
tuna wicara tuna-wicara tunawicara
d) Awalan atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salah Benar
bertanggungjawab, bertanggung-jawab bertanggung jawab
menyebarluas, menyebar-luas menyebar luas
tercampuraduk, tercampur-aduk tercampur aduk tandatangani, tanda-tangani tanda tangani serahterimakan, serah-terimakan serah terimakan
e) Awalan dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai seluruhnya.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
pertanggung jawaban pertanggung-jawaban pertanggungjawaban
menyebar luaskan menyebar-luaskan menyebarluaskan
pencampur adukan pencampur-adukan pencampuradukan
ditanda tangani ditanda-tangani ditandatangani
diserah terimakan diserah-terimakan diserahterimakan
2) Penulisan Kata Depan
Salah Benar
diantaranya di antaranya
disekitar di sekitar
dimana di mana
kemana ke mana
kesana kemari ke sana kemari
kesamping ke samping
dibawah di bawah
3) Penulisan Partikel
a) Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, dan kata bilangan dituliskan terpisah karena pun yang seperti tiu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh.
Salah Benar
sayapun saya pun
satu kalipun satu kali pun
apapun apa pun
datangpun datang pun
ke manapun ke mana pun
b) Partikel pun yang terdapat pada kata penghubung dituliskan serangkai karena dianggap padu benar
Salah Benar
andai pun andaipun
bagaimana pun bagaimanapun
biar pun biarpun
kalau pun kalaupun
atau pun ataupun
kendati pun kendatipun
meski pun meskipun
sungguh pun sungguhpun
walaau pun walaupun
sekali pun (yang berarti ‘walau’) sekalipun
c) Per yang merupakan bagian bilangan pecahan dituliskan serangkai.
Salah Benar
tiga per sepuluh tiga persepuluh
tujuh dua per tiga tujuh dua pertiga
4) Penulisan Kata Ganti
Kata ganti orang aku, kamu, engkau, atau dia yang dipendekkan menjadi ku, mu kau, atau nya (disebut klitik) dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya atau yang diikutinya.
Salah Benar
ku katakan kukatakan
proposal ku proposalku
laporan mu laporanmu
kau nasihati kaunasihati
hidup nya hidupnya
5) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
a) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan ukuran (panjang, luas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, dan kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi.
Salah Benar
lima sentimeter 5 sentimeter, 5 cm
sepuluh meter persegi 10 meter persegi, 10 m²
dua puluh tiga liter 23 liter, 23 l
enam puluh kilogram 60 kilogram, 60 kg
dua jam sepuluh menit 2 jam 10 menit
tujuh ribu rupiah Rp 7.000,00-
Jalan Karah Empat Jalan Karah IV
Nomor tiga puluh sembilan Nomor 39
b) Bilangan yang menunjukkan jumlah dituliskan dengan huruf bila dapat dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian dituliskan dengan angka.
Salah Benar
... enam pria dan tiga wanita. ... 6 pria dan 3 wanita.
30 lurah dihadirkan ....* Tiga puluh lurah dihadirkan ....
Dua puluh satu pesawat .... Sebanyak 21 pesawat ....
Catatan: * Karena awal kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak
boleh dituliskan pada awal kalimat.
c) Bilangan yang mendapatkan akhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka.
Salah Benar
... 5.000 an .... ... 5.000-an ..., ... lima ribuan ....
d) Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.
Salah Benar
ke dua belas kedua belas, ke-12, XII
ke X kesepuluh, ke-10, X
ke 7 ketujuh, ke-7, VII
e) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh
Telah dijual sebidang tanah seluas 145 m² (seratus empat puluh lima meter persegi) dengan harga Rp 29.000.000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
Pada hari ini Senin, 22 Juli 2002 (dua puluh dua Juli dua ribu dua) telah menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum ....
3 Pemakaian Tanda Baca
1) Pemakaian Tanda Titik
a) Tanda titik digunakan untuk (a) singkatan gelar, (b) singkatan nama orang, (c) singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, serta (d) angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Salah Benar
Sudibyo SH, Sudibyo S.H Sudibyo, S.H.
Mohamad AS, Mohamad.AS, Mohamad A.S Mohamad A.S.
an, an.,a/n, a/n. a.n.
da, da., d/a, d/a. d.a.
ub, ub., u/b, u/b. u.b.
sd. sd., s/d, s/d. s.d.
up, up., u/p, u/p. u.p.
d.k.k., dkk dkk.
d.l.l., dll dll.
d.s.b., dsb dsb.
t.s.b., tsb tsb.
12000 orang 12.000 orang
b) Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya, (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, (c) akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, dan alamat penerima surat.
Salah Benar
D.P.R.D., DPRD. DPRD
cu. (cuprum) cu
5 cm. 5 cm
5 kg. 5 kg
Rp.5.000,00 Rp5.000,00
A. Latar Belakang. A. Latar Belakang
1.1.2. Masalah Penelitian 1.1.2 Masalah Penelitian
Tabel 2 Frekuensi Kehadiran. Tabel 2 Frekuensi Kehadiran
Perihal: Undangan Rapat. Hal: Undangan rapat
Kepada
Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza
JalanKarah IV No. 39 JalanKarah IV No. 39
Surabaya. Surabaya
2) Pemakaian Tanda Koma
a) Tanda koma digunakan untuk (a) perincian yang lebih dari dua unsur, (b) setelah nama orang yang diikuti gelar, (c) setelah klausa pertama pada kalimat majemuk setara berlawanan, (d) setelah anak kalimat yang mendahului induk kalimat pada kalimat majemuk bertingkat, (e) setelah kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, (f) pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta (g) mengapit keterangan tambahan.
Salah Benar
... lurah, camat dan bupati. ... lurah, camat, dan bupati.
30 wanita, dan 20 pria. 30 wanita dan 20 pria.
Prof. Dr. Hanan Usman M.Si Prof. Dr. Hanan Usman, M.Si
... melainkan .... ...,melainkan ....
Karena ... ia tidak .... Karena ..., ia tidak ....
Oleh karena itu penyelesaian .... Oleh karena itu, penyelesaian ...
Jalan Kresno 43 Tambran, Magetan Jalan Kresno 43, Tambran, Magetan
b) Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului induk kalimat.
Salah Benar
Kami..., karena .... Kami ... karena ....
3) Pemakaian Tanda Titik Koma
Tanda titik koma digunakan untuk (a) memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara yang tidak menggunakan kata penghubung, (b) membedakan perincian yang lebih kecil, yang menggunakan tanda koma, dan (b) perincian yang berupa klausa yang ditulis dalam suatu senarai (daftar)
Salah Benar
Saya bekerja, kakak beristirahat. Saya bekerja; kakak bersitirahat.
Saya bekerja dan kakak beristirahat.
4) Pemakaian Tanda Titik Dua
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengikuti pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan
Ekonomi Perusahaan.
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Hari : Senin
Tanggal : 19 November 2007
Waktu : Pukul 9.00 WIB
Tempat : Aula SMP Negeri 1 Batu
d) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : Baik, Bus.” (mengangkat kopor dan masuk)
5) Pemakaian Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk (a) menyatakan kata ulang, (b) pengimbuhan terhadap kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, dan (c) pemenggalan kata
Salah Benar
ragu² ragu-ragu
berKTP ber-KTP
pada 1970an pada 1970-an
... meluka- ... melu-
i kai
... mempelaja- ... mempela-
ri sesuatu. jari sesuatu.
6) Pemakaian Tanda Pisah (―)
Tanda pisah digunakan untuk (a) membatasi keterangan tambahan dan (b) menyatakan jarak yang berartikata sampai dengan. Tanda pisah dapat digantikan dengan tanda hubung rangkap.
Salah
Gabungan kata termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah
Waktu: pukul 8.30-12.00
Benar
Gabungan kata – termasuk kata majemuk – bagian-bagiannya ditulis terpisah
Gabungan kata, termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah
Waktu: pukul 8.30 – 12.00
Tanda elipsis dipakai (a) dalam kalimat terputus-putus dan (b) untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Salah Benar
Kalau begitu ya, marilah kita bergerak. Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Sebab-sebab kemerosotan .................... akan diteliti Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti
8) Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai (a) pada akhir kalimat tanya dan (b) di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Salah Benar
Kapan Anda berangkat. Kapan Anda berangkat?
Saudara sudah siap, bukan. Saudara sudah siap, bukan?
9) Tanda Kurung ((...))
Tanda kurung berfungsi untuk (a) mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, (b) mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan, (c) mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan, dan (d) mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan ketarangan.
Misalnya:
Pengisian data harus dilengkapi dengan NIS (Nomor Induk Siswa).
Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
10) Tanda Petik (“...”)
Tanda petik dipakai untuk (a) mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain, (b) mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat, dan (c) tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku ini.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan “Si Hitam”.
11) Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik tunggal digunakan untuk (a) mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain dan (b) mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
feed-back ‘balikan’
12) Tanda Garis Miring
Tanda garis miring dipakai (a) di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim dan (b) sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
No. 1/OSIS.SMP IMMANUEL BATU/2009
Jalan Diran III/20
Tahun Pelajaran 2007/2008
dikirim lewat darat/laut
harganya Rp5.000,00/bungkus
16.3 Pemakaian Istilah
Istilah dibedakan dengan kata. Yang membedakan keduanya adalah maknanya. Kata memiliki makna umum, tetapi istilah memiliki makna khusus, tetap, dan pasti. Ketepatan dan kepastian itu karena istilah hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Jadi, tanpa konteks kalimat pun, makna istilah sudah pasti
Contoh:
Kata tahanan misalnya, makna kata tahanan bersifat umum. Akan tetapi, sebagai istilah di bidang hukum makna tahanan adalah orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
Ada tiga kategori penyerapan istilah bahasa asing, yaitu:
a. unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu diubah ejaannya, seperti iklan, otonomi, dan dongkrak;
b. unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan pengucapan mengikuti bahasa asing dan ejaannya seperti bahasa asing, seperti shuttle cock dan real estate;
c. unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Berikut disajikan berbagai istilah dan kata serapan yang penulisannya sering terjadi kekurangtepatan.
Tidak Baku Baku Tidak Baku Baku
adi busana, adi kuasa adibusana, adikuasa batalyon batalion
akte akta bedug beduk
aktifitas aktivitas bekecot bekicot
aktuil aktual bela sungkawa belasungkawa
antrax antraks cicak cecak
antri antre cidera cedera
dekte dikte foto copy fotokopi
Rabu, 13 Mei 2009
Menemukan Gagasan Utama Paragraf
1. Menemukan Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas
Gagasan utama dalam paragraf merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam paragraf.
Gagasan utama paragraf biasanya terdapat dalam kalimat utama. Kalimat utama pada umumnya berupa kalimat yang pernyataannya paling umum dalam sebuah paragraf. Dilihat dari tempatnya, kalimat utama pada umumnya berada pada awal paragraf (paragraf deduktif) dan akhir paragraf (paragraf induktif). Gagasan utama dapat ditemukan dengan menghilangkan atau membuang bagian yang tidak penting.
Karena masih bersifat umum, gagasan utama perlu penjelasan atau rincian. Penjelasan atau rincian inilah yang disebut dengan gagasan penjelas. Gagasan penjelas dapat berupa rincian, contoh, perbandingan, atau pertentangan.
Kashmir yang terletak di bagian utara merupakan mahkota dari India. Lembahnya terkenal sebagai salah satu lembah terindah. Gunungnya tertutup salju. Ketenangan danau peraknya menciptakan nuansa yang romantis.
Gagasan utama : Kashmir merupakan mahkota dari India
Gagasan penjelas : 1. Khasmir terletak di bagian utara India
2. Khasmir memiliki lembah terkenal sebagai salah satu lembah terindah
3. Gunungnya tertutup salju
4. Ketenangan danau peraknya menciptakan nuansa yang romantis.
Menemukan fakta dan pendapat dalam bacaan
Pada umumnya, bacaan dikembangkan dengan menghadirkan fakta atau opini. Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Sedangkan opini merupakan pendapat, pikiran, atau pendirian yang belum tentu kebenarannya atau belum tentu terjadi.
Fakta : Pada tanggal 5 November 2007 di Kota Batu telah dilaksanakan Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Opini : Walikota dan Wakil Walikota yang terpilih akan mampu meningkatkan
Membaca Tajuk
Dalam membaca tajuk perlu dilakukan hal-hal berikut:
1) memahami isi tajuk dengan cara menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas setiap paragrafnya;
2) membedakan opini dan fakta yang terdapat di dalamnya agar kita dapat menyikapi tajuk tersebut secara bijak;
3) memahami keberpihakan penulis terkait dengan masalah yang diangkat dalam tajuk tersebut. Kompetensi ini diperlukan agar kita dapat berpikir lebih objektif, tidak begitu saja mengikuti jalan berpikir atau keberpihakan penulis.
4) menyimpulkan isi tajuk
Membaca Bagan, Tabel, Grafik, atau Denah
Tabel berfungsi untuk memberikan rangkuman informasi yang dinyatakan dengan angka. Dengan menggunakan tabel seseorang dapat dengan mudah mengetahui berbagai perubahan (menaik atau menurun) yang telah berlangsung dlam suatu masalah.
Grafik berfungsi untuk memberikan informasi tentang berbagai perubahan (menaik atau menurun) dengan cara mengubah hal-hal yang sebelumnya dinyatakan dalam bentuk angka menjadi gambar.
Denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, atau lokasi objek tertentu. Keberadaan denah akan memudahkan kita mencari dan menemukan objek tertentu
Kamis, 30 April 2009
Menganalisis Unsur Intrinsik Drama
Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan di atas pentas.
14.1 Jenis drama
Berdasarkan bentuk dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi. Berdasarkan bentuk sastra cakupannya, ada drama prosa dan drama puisi. Ditinjau dari kuantitas kata cakapannya, dikenal drama mini kata, pantomim, dan drama kata. Berdasarkan penonjolan unsur seninya, ada drama tablo, sendratari, dan opera, sedangkan berdasarkan media pementasannya, terdapat drama televisi, radio, drama pentas, drama baca.
14.2 Unsur-unsur dalam drama
Unsur dalam drama terdiri atas: tokoh, alur, latar, dan tema.
Tokoh
Tokoh dalam drama digolongkan dalam beberapa jenis.
Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Berdasarkan fungsi tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Berdasarkan pengungkapan wataknya, ada tokoh bulat dan tokoh datar.
Alur
Alur drama adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang mempunyai penekanan pada adanya hudungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap, umumnya mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur itu yaitu: eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, kritis, leraian, dan penyelesaian.
Untuk memahami drama, kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya saja.
Latar
Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya.
Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata suara.
d. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dalam cerira.
Menulis Rangkuman/Ringkasan
Ringkasan adalah paparan singkat mengenai suatu hal. Ringkasan dianggap benar apabila isi ringkasan secara garis besar sama dengan bacaan aslinya. Secara sederhana, ringkasan bacaan disusun dengan menggabungkan atau merangkaikan gagasan-gagasan utama setiap paragrafnya. Gagasan-gagasan pokok paragraf tersebut dikelompokkan berdasarkan klasifikasi tertentu. Setiap klasifikasi dikembangkan dalam sebuah paragraf baru.
Menulis Karya Ilmiah
Karya tulis merupakan bentuk tulisan yang menyajikan data-data yang dianalisis berdasarkan teori-teori tertentu. Beberapa contoh karya tulis yang berkembang dikalangan siswa adalah artikel dalam surat kabar dan laporan siswa tentang suatu penelitian sederhana. Untuk menulis karya tulis kita perlu banyak membaca sumber-sumber yang kita butuhkan. Langkah berikutnya kita perlu membuat kerangka karya tulis. Berdasarkan kerangka itulah kita mengembangkan karya tulis.
Dalam sebuah karya tulis kita perlu memperhatikan ketepatan penggunaan ejaan, pilihan kata, logika, dan kepaduan paragraf. Hal tersebut perlu diperhatikan agar karya tulis tersebut memiliki komposisi yang baik. Komposisi yang baik akan memudahkan pembaca untuk memahami isinya.
Berikut ini contoh kasus yang lazim terdapat pada karya tulis
Para pengunjung berusaha menangkap uraian penjaga stan LVRI yang sudah tua itu.
Pada kasus tersebut tampak adanya kesalahan penggunaan kata. Sebagai karya ilmiah, tulisan harus menggunakan kata-kata yang lugas. Penggunaan kata menangkap untuk objek uraian dapat mengaburkan konsep. Tulisan tersebut seharusnya ditulis: Para pengunjung berusaha memahami uraian penjaga stan LVRI yang sudah tua itu.
Sebab pertempuran berhenti, hujan turun dengan deras di bukit itu.
Masalah tersebut terjadi kesalahan penalaran. Dalam hubungan sebab akibat ada hal yang sudah harus menjadi kodrat harus menjadi penyebab, ada pula yang harus menjadi akibat. Untuk pertempuran dan hujan, hanya hujan yang dapat menghentikan pertempuran bukan sebaliknya pertempuran menyebabkan hujan. Perbaikan kalimat tersebut seperti berikut ini. Pertempuran berhenti sebab hujan turun dengan deras di bukit itu.
Mencermati sistematika penulisan karya tulis
Secara garis besar, sistematika karya tulis mencangkup pendahuluan, isi, dan penutup. Sistematika semacam ini dapat dikembangkan sebagai berikut.
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menguraikan permasalahan yang melatarbelakangi dipilihnya permasalahan tertentu.
Rumusan Masalah
Bagian ini menguraikan permasalahan yang berkenaan dengan penelitian yang dilaksanakan.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan menguraikan maksud penulisan tersebut. Hendaknya diuraikan secara singkat.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya.
Kegunaan Penulisan
Pada bagian ini diuraikan kegunaan penulisan bagi pihak-pihak terkait.
Sistematika Penulisan
Bagian ini menguraikan sistematika/urutan laporan yang akan dibuat.
Bab II Pembahasan
Pada bagian ini dibahas hasil laporan penelitian yang telah dilakukan.
Bab III Penutup
Pada bagian ini diuraikan kesimpulan dan saran.
Daftar Pusaka
Bagian ini mencantumkan sumber-sumber yang digunakan sebagai acuan penulisan.
Cara menuliskan daftar pustaka dari buku sumber dan urutannya
Nama pengarang (jika nama pengarang terdiri atas dua kata, kata kedua harus didahulukan diikuti tanda koma dan pada akhir kata terakhir diikuti tanda titik).
Tahun terbit buku (setelah tahun terbit diikuti tanda titik)
Judul buku (judul buku digarisbawahi atau dicetak miring; setelah judul buku diberi tanda titik).
Kota terbit (setelah kota terbit diikuti tanda titik dua)
Nama penerbit buku (setelah nama penerbit diikuti tanda titik).
Contoh:
Identitas buku:
Judul : Laskar Pelangi
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tahun terbit : 2006
Penulisan dalam daftar pustaka:
Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Sebuah karya tulis yang lengkap terdapat halaman judul, halaman persetujuan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan mungkin daftar tabel.
Menulis Laporan
Laporan pada dasarnya merupakan kegiatan menyampaikan segala hal tentang sesuatu yang telah kita lakukan/kerjakan. Menyusun laporan berarti menyusun kembali kegiatan, hasil pengamatan atau hasil penelitian/evaluasi secara sistematis berdasarkan fakta.
Pada umumnya, laporan dapat berupa laporan perjalanan atau laporan kegiatan. Laporan perjalanan biasanya berbentuk narasi atau paparan yang memuat hal-hal penting berikut.
1) Judul Laporan
2) Waktu pelaksanaan kegiatan
3) Tujuan mengadakan perjalanan
4) Peserta
5) Tempat atau lokasi yang dituju
6) Hasil perjalanan
Contoh laporan perjalanan yang disusun dalam bentuk narasi/berita
Desaku yang Kucinta … . … Desa Kemiren ditetapkan sebagai “Desa Using”, sekaligus dijadikan cagar budaya untuk melestarikan keusingan sejak tahun 1993. Predikat itu seperti pedang bermata dua. Desa itu dikunjungi banyak tamu, tetapi tak boleh terlihat ada perubahan fisik. … Kompas, 30 September 2007 hal. 25
Jenis laporan yang lain adalah laporan kegiatan. Biasanya laporan kegiatan disajikan sebagai laporan resmi yang disampaikan panitia pelaksana kepada atasan atau pihak terkait. Sistematika yang digunakan bersifat resmi dan menggunakan bahasa baku. Penulisan laporan kegiatan hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Judul Laporan
2) Pendahuluan
3) Dasar Hukum/Landasan Pelaksanaan
4) Tujuan Kegiatan
5) Waktu Pelaksanaan
6) Peserta
7) Panitia Pelaksana
8) Hasil yang Dicapai
Menulis Surat Pesan Singkat (Memo)
Pesan singkat merupakan salah satu bentuk komunikasi tidak langsung yang disampaikan secara tertulis dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas tetapi tetap memperhatikan sopan santun. Pesan singkat bisa dalam bentuk memo atau SMS/e-mail.
Isi pesan singkat dapat berupa: (1) penjelasan tentang sesuatu yang terjadi atau akan terjadi, (2) rencana pertemuan atau undangan untuk seseorang, (3) instruksi untuk melakukan sesuatu, (4) permintaan penjelasan tentang sesuatu, atau (5) permintaan maaf.
Pesan singkat yang dikirim melalui tulisan di kertas ada yang bersifat formal/resmi dan nonformal/pribadi. Pesan singkat yang bersifat resmi/dinas sering disebut dengan memo (memorandum). Memo biasanya ditulis dan dikirim oleh atasan kepada bawahan.. Memo biasanya terdiri atas:
1) kepala memo,
2) identitas judul memo/tulisan ‘memo’,
3) penerima memo/alamat yang dituju,
4) pemberi/pengirim memo,
5) isi memo,
6) tanggal penulisan memo,
7) tanda tangan dan nama pengirim memo.
Pesan singkat pribadi ditulis dan dikirim oleh individu kepada individu lain untuk kepentingan pribadi. Bahasa yang digunakan dalam mengirim pesan singkat pribadi sangat bergantung kepada siapa pesan tersebut kita kirim. Yang jelas pesan tersebut ditulis secara singkat, padat, jelas, dan santun. Khusus dalam penulisan pesan singkat melalui SMS sering kita gunakan singkatan kata untuk meminimalisir jumlah huruf yang digunakan. SMS pada era global ini merupakan bentuk pengiriman pesan yang lebih efektif.
Menulis Surat Pribadi
Surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis (surat-menyurat) yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai pribadi, bukan sebagai wakil atau utusan yang berkaitan dengan kelembagaan, kedinasan, atau resmi. Contohnya surat undangan ulang tahun/pernikahan, surat izin tidak masuk sekolah/kerja, atau surat yang dikirim seseorang kepada orang tua/sahabat.
Sistematika penulisan dan bahasa yang digunakan dalam surat pribadi lebih fleksibel (tidak terlalu terikat oleh aturan baku). Namun secara umum, bagian-bagian surat pribadi meliputi sebagai berikut.
a. Tanggal surat, perlu dicantumkan nama kota tempat penulisan surat.
Contoh: Batu, 15 November 2007
b. Alamat surat, minimal dicantumkan nama orang yang dikirimi surat.
Contoh: Menjumpai sahabatku Priyo
di Kota Hujan
c. Salam pembuka, bebas menggunakan salam-salam khusus dengan tetap memperhatikan norma kesopanan.
Contoh: Halo Syahden
Salam kangen
d. Isi surat, boleh menggunakan bahasa sesuai dengan keinginan kita, panjang pendeknya tidak dibatasi, namun tetap memperhatikan etika atau rasa hormat kepada orang yang kita kirimi.
e. Salam penutup, dapat menggunakan salam khusus sesuai usia orang yang kita kirimi surat.
Contoh: Salam rindu dari sahabatmu
f. Pengirim surat, umumnya ditulis nama pengirim dan tanda tangan
Menulis Teks Pidato
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Bagi orator pemula, sebelum berpidato perlu disiapkan teks pidato.
Agar dapat menyusun teks pidato yang baik, perlu diperhatikan langkah-langkah menyusun naskah pidato seperti berikut.
1. Menentukan tema atau pokok pembicaraan yang sesuai dengan tujuan pidato
2. Mendaftar pokok-pokok yang akan disampaikan dalam pidato.
3. Menyusun kerangka pidato, yang mengandung tiga bagian pokok:
a. Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi salam pembuka, ucapan syukur kepada Tuhan, atau ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang terkait.
b. Isi
Isi pidato harus sesuai dengan tujuan dan tema atau pokok pembicaraan yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Penutup
Bagian ini biasanya berisi seruan untuk membangkitkan motivasi , kesimpulan isi pidato, serta harapan atau saran-sarannya.
4. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato menjadi naskah atau teks pidato dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
Selasa, 31 Maret 2009
Menulis Surat Resmi
1. Kepala surat
Kepala surat yang lengkap terdiri atas (1) nama instansi, (2) alamat lengkap, (3) nomor telepon, (4) nomor kotak pos, (5) alamat kawat, dan (6) lambing atau logo
Nama instansi ditulis dengan huruf capital. Alamat instansi, termasuk di dalamnya telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan awal kata kapital, kecuali kata tugas.Nomor kode pos ditulis setelah nama kota tempat instansi itu berada
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun
Jakarta 13220
Kotak pos 2625 Telepon 489558, 4894564, 4894584
Contoh :
Kepala surat dapat pula seluruhnya ditulis dengan huruf kapital
Contoh :
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyMXDhg83HXKMzRl-vj7I8Jg_fU_XgBrfn4me4vb2eTonlBxl6aY99fI-tlGJCL7gC7jh0-4XvEq9ENatD1zOCSKwwhl1jvobQ9HdUqXpqg4mEzXRo_75R3HmMtSVvUcplY6w-9md_fpY/s320/15topecover.jpg)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
JALAN DAKSINAPATI BARAT IV, RAWAMANGUN
JAKARTA 13220
KOTAK POS 2625 TELEPON 4896558, 4894564, 4894584
Dalam penulisan surat hendaklah diperhatikan hal-hal berikut
1. Nama instansi jangan disingkat, misalnya Biro Diklat, Depdikbud, Badan Bimas,
tetapi Biro Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Bimbingan Masyarakat.
2. Kata jalan jangan disingkat Jln, atau Jl, tetapi jalan
3. Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat, yaitu Telepon, bukan Tilpon atau Telpon dan jangan pula di singkat menjadi Tlp, Tilp, atau Telp.
4. Kata kotak pos hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Kotak Pos dan jangan di singkat K. Pos atau Kotpos. Demikian pula, jangan digunakan P.O. Box atau Post Office Box.
5. Kata alamat kawat hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Alamat Kawat dan jangan digunakan Cable Address.
6. Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa disertai tanda titik dua (:). Sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya tidak diberi titik pada setiap hitungan tiga angka karena bukan merupakan suatu jumlah
Contoh : Telepon : 489.655.8
: Kotak Pos : 265.5
Seharusnya
: Telepon 4896668
: Kotak Pos 2655
2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis secara lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf, dan tahun dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Setelah angka tahun tidak diikuti tanda baca apapun, seperti tanda titik, titik koma, titik dua dan garis hubung. Selain itu, perlu diperhatikan hal berikut.
1) Nama bulan jangan ditulis dengan angka, tetapi dengan huruf. Nama bulan yang ditulis dengan huruf tidak boleh disingkat, misalnya Januari, Februari, Agustus, atau November, bukan Jan., Feb., Agt., atau Nov.
2. Nama bulan hendaklah ditulis dengan cermat, misalnya Februari, November, bukan Pebruari, Nopember.
Contoh penulisan tanggal surat :
KEPALA SURAT
22 Maret 2009
3. Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis dengan diawali huruf kapital, Nomor, Lampiran dan Hal dengan diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.
Penulisan kata Nomor dan Lampiran yang dapat disingkat menjadi No. dan Lamp. Harus taat asas. Jika kata nomor ditulis lengkap, kata lampiran pun ditulis lengkap. Jika kata nomor disingkat menjadi No., kata lampiran juga harus disingkat menjadi Lamp.
Kata Nomor diikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat dengan kode yang berlaku pada instansi pengiriman surat. Nomor surat dan kode yang dibatasi garis miring ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda hubung.
Penulisan nomor dan kode surat yang benar :
- Nomor : 110/U/PPHPBI/2003
- No.: 10/U/PPHPBI/2003
Penulisan nomor dan kode surat tidak harus dibatasi garis miring, tetapi dapat pula dibatasi tanda titik atau tanda hubung. Demikian pula, isi kode surat tidak harus dengan huruf, tetapi dapat pula dengan angka. Misalnya :
- Nomor : 10.10.3.03.90 atau
- Nomor : 10-10-3-03-90
Kata Lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang dilampirkan pada surat. Jika tidak ada yang dilampirkan, kata Lampiran tidak perlu ditulis.
Kata Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik dua disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan huruf, tidak dengan angka dan tidak diakhiri dengan tanda baca lain. Pada awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Contoh penulisan lampiran yang dianjurkan :
- Lampiran : Satu berkas
- Lamp.: Satu berkas
Kata Hal diikuti tanda titik dua disertai pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda baca lain. Pokok surat hendaklah dapat menggambarkan pesan yang ada dalam isi surat.
Penulisan yang dianjurkan :
- Hal : Permohonan tenaga pelajar
- Hal : Penyeragaman bentuk surat
4. Alamat Surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk yang kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian Hal atau sebelum salam pembuka.
Penulisan alamat surat di sebelah kiri atas itu lebih menguntungkan dari pada di sebelah kanan atas karena kemungkinan pemenggalan tidak ada sehingga alamat yang panjang pun dapat dituliskan.
Untuk penulisan alamat surat perlu diperhatikan hal berikut.
1) Penulisan nama penerima harus cermat dan lengkap, sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh yang bersangkutan (pemilik nama)
2) Nama diri penerima surat diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan menggunakan huruf kapital seluruhnya.
3) Penulisan alamat penerima surat juga harus cermat dan lengkap serta informatif.
4) Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup dituliskan Yth. Dengan huruf awal huruf kapital disertai tanda titik singkatan itu. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. Tidak diperlukan karena kata kepada berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan arah. Apalagi kalau diingat bahwa alamat pengirim tidak didahului kata dari yang berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan asal.
5) Kata sapaan seperti ibu, bapak, saudara digunakan pada alamat surat sebelum nama penerima surat. Jika digunakan kata pada awal penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Bapak, dengan huruf awal huruf kapital dan tanpa tanda titik atau tanda baca apa pun pada akhir kata itu. Kata saudara cukup ditulis Sdr. Dengan huruf awal huruf kapital dengan tanda titik pada akhir singkatan itu. Kata ibu hendaklah ditulis penuh Ibu dengan huruf awal huruf kapital tanpa tanda titik atau tanda baca apa pun pada akhir kata itu.
6) Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya seperti Dr. dr. Ir. atau Drs., atau memiliki pangkat, seperti kapten atau kolonel kata sapaan Ibu, Bapak, dan Sdr. tidak digunakan.
7) Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak dikunakan agar tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.
8) Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis penuh, yaitu Jalan, dengan huruf awal huruf kapital tanpa tanda titik atau titik dua pada akhir kata itu. Nama jalan atau gang, nomor, RT, dan RW ditulis lengkap dengan huruf awal huruf kapital setiap unsur alamat. Nama kota atau wilayah perlu nama propinsi, tidak ditulis dengan huruf kapital semua, tetapi ditulis dengan huruf awal huruf kapital dan tidak digarisbawahi serta tidak diakhiri tanda baca apa pun, seperti tanda titik dan tanda hubung.
9) Nama alamat yang dituju hendaklah nama orang yang disertai nama jabatannya, atau nama jabatannya saja dan bukan nama instansinya.
Contoh penulisan alamat yang dianjurkan :
Yth. Bapak Sukoco
Kepala Biro Tata Usaha
Departemen A
Jalan Sarlitan Raya 17
Jakarta
4. Penulisan Salam
Dalam penulisan surat terdapat dua buah salam, yaitu (1) salam pembuka dan (2) salam penutup. Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi antara penulis surat dan penerima surat.
Salam pembuka lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat pembuka isi surat. Salam penutup lazim ditulis di sebelah kanan bawah.
Salam pembuka yang sangat lazim digunakan ungkapan dengan hormat dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Huruf pertama kata dengan pada ungkapan salam itu ditulis dengan huruf kapital (Dengan)
2) Huruf pertama kata hormat pada ungkapan salam itu ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital (hormat)
3) Pada akhir ungkapan salam pembuka itu dibubuhkan tanda koma, bukan tanda titik, tanda seru, atau titik dua. (Dengan hormat,).
Ungkapan lain yang digunakan sebagai salam pembuka adalah.
- Salam sejahtera,
- Saudara ........,
- Saudara ... yang terhormat,
Salam penutup yang lazim digunakan adalah ungkapan hormat kami, hormat saya, salam takzim, dan wassalam dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Huruf pertama kata hormat, salam, dan wassalam ditulis dengan huruf kapital.
2) Pada akhir salam penutup dibubuhkan tanda koma, bukan tanda titik atau tanda baca lain, atau tanpa tanda apa-apa.
Penulisan ungkapan salam penutup yang cermat adalah:
- Hormat saya,
- Hormat kami,
- Salam takzim,
- Wassalam,
5. Isi Surat
Secara garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga merupakan paragraf penutup.
Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan. Paragraf pembuka berisikan pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan, atau permintaan.
Contoh:
1) Kami ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa ........
2) Salah satu kegiatan Proyek Penelitian adalah meneliti sastra lisan Sunda. Sehubungan itu,....
3) Pada tanggal 14-18 Juli 1990 kami akan mengadakan Penataran Kebahasaan 1. Tujuan penataran itu adalah sebagai berikut.
4) Himpunan Pembina Bahasa Indonesia akan menyelenggarakan Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia, pada tanggal 5-6 November 1978, di Wisma Samudra, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta.
5) Dalam salah sebuah media massa terbitan Jakarta, kami telah membaca bahwa rumput laut telah dibudidayakan. Sehubungan dengan itu, kami ingin mendapatkan informasi tentang perbudidayaan rumput laut itu.
6) Di samping itu, paragraf pembuka berisi balasan (jawaban) seperti dalam contoh berikut :
a. Pertanyaan Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 10 Januari 1986, No. 05/Diklat/1/I/ 1986 akan kami jawab sebagai berikut.
b. Surat Anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami ingin memberitahukan hal berikut.
Sesuai dengan permintaan saudara dalam surat tanggal 4 Januari 1989, No. 29/H/PU/1989, bersama ini kami kirimkan seberkas surat perjanjian kerja
Dalam paragraf isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan kepada penerima surat. Namun, isi surat harus singkat, lugas, dan jelas.
Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu, paragraf penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat.
Contoh paragraf penutup:
a. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b. Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini, kami ucapkan terima kasih.
c. Besar harapan kami, Saudara dapat memanfaatkan sumbangan kami.
d. Mudah-mudahan jawaban kami dapat memuaskan Saudara.
6. Nama Pengirim
Nama pengirim surat ditulis di bawah tanda di bawah salam penutup. Tanda tangan diperlukan sebagai keabsahan surat dinas. Dalam penulisan nama pengirim perlu diperhatikan hal berikut.
1) Penulisan nama tidak perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi menggunakan huruf awal huruf kapital pada setiap unsur nama.
2) Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak perlu diakhiri dengan tanda titik.
3) Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.
Contoh : Drs. Doni Susanto Kepala,
Kepala Drs, Doni Susanto
NIP 130130130
7. Tembusan Surat
Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital (Tembusan) di letakkan di sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar dengan nama pengirim surat. Tulisan Tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa digarisbawahi.
Bagian ini hanya dicantumkan jika surat itu memerlukan tembusan untuk beberapa instansi atau pihak lain yang ada hubungannya dengan surat yang bersangkutan.
Ketentuan isi tembusan itu adalah sebagai berikut.
1) Jika pihak yang diberi tembusan itu lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan jenjang jabatan pada instansi itu. Jika pihak yang diberi tembusan hanya satu, tidak diberi nomor.
2) Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama kantor atau instansi.
3) Dalam tembusan tidak perlu digunakan ungkapan Kepada Yth. atau Yth.
4) Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk perhatian, untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.
5) Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan Arsip atau Pertinggal karena setiap surat dinas itu harus memiliki arsip
Contoh : Tembusan: Tembusan:
Kepala Bagian Perlengkapan 1. Direktur Pemilihan Bahan
2. Kepala Bagian Perlengkapan
3. Dra. Sabaindah
8. Inisial (Sandi)
Inisial (sandi) ditempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan (kalau ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik surat. Inisial berguna untuk keperluan selingkung surat untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat.
Contoh:- HA/SS
HA singkatan nama pengonsep: Hidayah Asmuni
SS singkatan nama pengetik: Sandi Susatio
Menulis Puisi
- Tema atau arti, yaitu pokok persoalan yang dikemukakan
- Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terdapat dalam puisi.
- Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca atau terhadap penikmat karyanya pada umumnya.
- Tujuan, yaitu tujuan penyair dengan menciptakan puisi itu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan puisi:
- Diksi, yaitu pilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan cermat dan teliti untuk menghadirkan nuansa makna dan efek keindahan yang diinginkan;
- Daya bayang, yaitu kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan apa yang terdapat dalam puisi;
- Pigura bahasa atau gaya bahasa, yaitu cara yang digunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan daya bayang dengan dengan mempergunakan gaya bahasa, gaya perbandingan, gaya kiasan, gaya pelambang, sehingga makin jelas makna atau lukisan yang hendak dikemukakannya.
- Rima, yaitu sajak/persamaan bunyi untuk menghadirkan efek keindahan bunyi pada puisi yang diciptakan.
- Kata-kata konkret, yaitu kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi secara konotatif tidak sama menurut kondisi dan situasi pemakaiannya.
Sebagai sebuah karya sastra yang penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna, puisi dapat ditulis berdasarkan inspirasi yang terlihat, terdengar, teraba, tercium, dan terasa pada diri si pembuat puisi atau dari lingkungannya. Pada penulisan puisi baru, puisi bebas, penulis puisi tidak lagi terikat oleh aturan-aturan atau syarat-syarat penulisan seperti pada berbagai bentuk puisi lama.
Menulis Pantun
Contoh:
Pantun Nasihat
Kalau ada kembang yang baru
Bunga kenanga dikupas jangan
Kalau ada sahabat baru
Sahabat lama dibuang jangan
Pantun suka cita
Dibawa itik pulang petang
Dapat di rumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah datang
Hati cemas jadi hilang
Menulis Iklan Baris
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam menulis iklan baris adalah:
a. Komunikatif, yaitu maksud yang terkandung dalam iklan tersebut langsung bisa ditangkap oleh pembaca
b. Singkat, bertujuan untuk menekan biaya, dilakukan dengan hanya menggunakan kata-kata yang memang amat penting saja dan dengan menggunakan singkatan.
c. Lengkap, mencakup lengkapnya informasi yang dibutuhkan oleh pembaca iklan.
Iklan baris yang dimuat di berbagai surat kabar umumnya dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu iklan lowongan dan iklan jual beli atau penawaran barang/jasa. Unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam penulisan iklan baris jenis lowongan pekerjaan adalah: (a) jenis lowongan/posisi pekerjaan yang ditawarkan, (b) kriteria sumberdaya manusia yang dibutuhkan, (c) alamat pemasang iklan, (d) batas waktu pelamaran, dan (e) hak yang akan diperoleh pelamar yang diterima.
Dalam penulisan iklan baris jenis jual beli atau penawaran barang/jasa harus mencantumkan unsur-unsur: (a) Barang/jasa yang ditawarkan, (b) kondisi barang, (c) alamat penjual, dan (d) harga barang.
Kamis, 12 Maret 2009
Paragraf
Gagasan utama dalam paragraf merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam paragraf. Gagasan utama paragraf biasanya terdapat dalam kalimat utama. Kalimat utama pada umumnya berupa kalimat yang pernyataannya paling umum dalam sebuah paragraf. Dilihat dari tempatnya, kalimat utama pada umumnya berada pada awal paragraf (paragraf deduktif) dan akhir paragraf (paragraf induktif). Gagasan utama dapat ditemukan dengan menghilangkan atau membuang bagian yang tidak penting.
Karena masih bersifat umum, gagasan utama perlu penjelasan atau rincian. Penjelasan atau rincian inilah yang disebut dengan gagasan penjelas. Gagasan penjelas dapat berupa rincian, contoh, perbandingan, atau pertentangan.
2. Pola Pengembangan Paragraf
Paragraf merupakan susunan beberapa kalimat yang terjalin secara utuh dan padu yang di dalamnya memuat satu gagasan utama. Paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
1) Kesatuan: yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membangun paragraf itu secara bersama-sama menyatakan satu hal, satu tema tertentu.
2) Koherensi: yang dimaksud koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.
3) Perkembangan alinea: penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang membina alinea itu.
Paragraf dapat digolongkan dalam beberapa jenis. Menurut letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan seperti berikut.
a. Paragraf deduktif, yaitu paragraf yang gagasan utamanya ada di awal paragraf.
b. Paragraf induktif, yaitu paragraf yang gagasan utamanya ada di akhir paragraf.
c. Paragraf deduktif-induktif (campuran), yaitu paragraf yang gagasan utamanya terdapat di awal dan di akhir paragraf.
d. Paragraf deskriptif atau naratif, yaitu paragraf yang gagasan utamanya terdapat pada seluruh kalimat yang ada pada paragraf tersebut. Jadi, gagasan utamanya tersirat di seluruh kalimat dalam paragraf tersebut.
Dalam mengembangkan sebuah paragraf dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut.
a. Pola deduktif, yaitu paragraf yang dibangun dengan mengemukakan gagasan pokok terlebih dahulu, disusul uraian terinci sebagai penjelas gagasan pokok tersebut
b. Pola induktif, yaitu pengembangan paragraf dengan mengemukakan argumentasi atau penjelasan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan penyimpulan yang merupakan gagasan pokoknya.
c. Pola campuran, yaitu pengembangan paragraf yang dimulai dengan mengemukakan gagasan pokok, kemudian dilanjutkan dengan uraian penjelas dan diakhiri dengan penegasan terhadap gagasan pokok.
d. Pola deskriptif/naratif, yaitu pola pengembangan paragraf dengan cara melukiskan, memaparkan, atau membeberkan fakta dengan kalimat-kalimat yang berisi gagasan-gagasan yang setara.
e. Pola urutan kejadian atau kronologis, yaitu pengembangan paragraf dengan cara mengurutkan susunan kejadian yang berdasarkan waktu. Maksudnya, kejadian paling awal dikemukakan lebih dulu, kemudian secara berturut-turut kejadian berikutnya.
f. Pola sebab-akibat/akibat-sebab, yaitu pengembangan paragraf yang disajikan dengan memaparkan berbagai sebab terjadinya suatu hal dikombinasi dengan akibat yang ditimbulkan, atau sebaliknya.
g. Pola perbandingan atau analogi, yaitu pengembangan paragraf dengan mengemukakan persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan dari dua hal atau lebih secara sistematis.
h. Pola pertentangan, yaitu pengembangan paragraf dengan mengajukan pertentangan dari suatu hal atau objek tertentu.
buku harian
Menulis SLOGAN
Contoh slogan:
Suzuki, Inovasi Tiada Henti
Telkom Flexi, Bukan Telepon Biasa
Kompas, Amanat Hati Nurani Rakyat
Sedangkan poster merupakan plakat yang dipasang di tempat umum. Biasanya dalam poster terdapat unsur tulisan dan gambar pendukung. Dalam pembuatan poster harus dipenuhi syarat: (a) bersifat persuasi/mempengaruhi, (b)informasi yang disajikan jelas dan lengkap, dan (c) tampilan gambar dan pilihan kata-katanya menarik